Mendidik anak merupakan kewajiban bagi orang dewasa. Dalam jenjang anak
usia sekolah dasar, merupakan kesempatan emas untuk menanamkan moral-moral
islami dalam kehidupan anak tersebut, karena usia anak sekolah dasar merupakan
jembatan bagi mereka mencapai tahap selanjutnya yaitu usia remaja. Oleh karena
itu penanaman moral sangatlah penting di usia anak sekolah dasar.
Pentingnya pendidikan untuk anak berimbas pada kemampuan guru agar
menjadi suri tauladan bagi murid-muridnya. Menjadi guru bukanlah perkara yang
mudah, setiap apa yang diajarkan oleh guru akan mendapat balasan dan
pertanggung jawaban, apakah itu balasan yang baik? Atau sebaliknya, balasan
yang buruk? Karena pentingnya faktor
guru atau orang dewasa dalam mendidik, Allah pun berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”.
(At-Tahrim: 6)
Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari
dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban”
Ada beberapa
metode untuk mendidik anak di usia sekolah dasar yang bisa digunakan oleh guru
maupun orang tua murid di rumah. Beberapa tuntunan dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak:
1.
Penanaman tauhid dan aqidah agama
Islam yang diutamakan dalam setiap aspek kehidupan
Mengapa hal ini penting? Tauhid merupakan
landasan dari Islam, apabila tauhid seseorang sudah benar maka selamatlah dunia
dan akhiratnya. InsyaAllah. Merupakan
dosa besar yang pertama apabila seseorang itu syirik. Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ
بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan
daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48).
Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula
Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,
“Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)
Penanaman tauhid dan aqidah bisa
dilangsungkan dalam pembelajaran apapun, diintegrasikan dalam setiap mata
pelajaran. Apalagi dengan sistem kurikulum 2013 yang menggabungkan beberapa
mata pelajaran termasuk pendidikan agama Islam dalam tema-tema tertentu. Hal
ini bisa memudahkan guru atau tenaga pendidik dalam mengajarkan moral islami
dalam kehidupan murid.
2.
Mengajari anak untuk ibadah
Setelah mengetahui bahwa pendidikan
agama Islam telah diintegrasikan dengan mata pelajaran lain yang akan
memudahkan guru untuk mengajarkan dan memperkenalkan Islam kepada anak. Hal
yang perlu diajarkan adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah tidak hanya
tentang shalat saja. Karena melakukan apapun apabila diniatkan karena Allah dan
maslahat maka itu akan menjadi sebuah pahala bagi kita. Hadist dari Nabi
Muhammad SAW
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Shalatlah
kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).
“Ajarilah
anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah
mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)”
(Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).
Apabila anak sudah terbiasa dengan
ibadah, maka anak senantiasa berada pada lindungan Allah SWT
3. Mendidik
Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia
Ajarilah
anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan
basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll. Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan
kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti
kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang
lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.
4.
Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang
Diharamkan
Hendaknya
anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau
bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak
orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram
lainnya. Termasuk ke dalam
permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan
guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka
membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu kita
berlindung kepada Allah,
sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi
anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik.
Ada hadist Nabi Muhammad SAW yang
mengatakan:
“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina,
sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu
Daud).
“Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka
kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian
gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam”(HR. Muslim).
Karena dari itu
penting sekali bagi para guru untuk menyortir dengan baik apa yang akan
diajarkannya apalagi di bidang kesenian dan budaya.
5. Menanamkan cinta jihad serta
keberanian.
Dalam hal ini buka perang fisik yang
diprioritaskan, akan tetapi keberanian dalam melakukan hal hal positif. Kita
selain sebagai guru juga sebagai motivator bagi anak didik kita. Jihad yang
memiliki makna bersungguh-sungguh memiliki arti yang sangat mendalam dan bisa
digunakan dalam pendidikan anak di usia sekolah dasar. Keberanian dalam
mengambil keputusan dan membantu teman sekelas yang lupa membawa pensil dan
juga alat tulisnya merupakan ciri dari orang yang cinta jihad dan juga berani.
6.
Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i
Hendaknya
anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak
laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian
perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i,
bahkan ketat dan menunjukkan aurat.
Tentang
hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia
termasuk mereka.” (Shahih, HR. Abu Daud)
Untuk
anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala
sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.
Demikianlah beberapa metode tuntunan
dari Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak secara umum yang bisa kita gunakan
dalam mengajar anak usia sekolah dasar. Semoga bermanfaat bagi guru dan orang
tua murid dalam mendidik anak. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar