Kamis, 05 Desember 2013

Pendidikan Anak dalam Pandangan Islam

Mendidik anak merupakan kewajiban bagi orang dewasa. Dalam jenjang anak usia sekolah dasar, merupakan kesempatan emas untuk menanamkan moral-moral islami dalam kehidupan anak tersebut, karena usia anak sekolah dasar merupakan jembatan bagi mereka mencapai tahap selanjutnya yaitu usia remaja. Oleh karena itu penanaman moral sangatlah penting di usia anak sekolah dasar.
Pentingnya pendidikan untuk anak berimbas pada kemampuan guru agar menjadi suri tauladan bagi murid-muridnya. Menjadi guru bukanlah perkara yang mudah, setiap apa yang diajarkan oleh guru akan mendapat balasan dan pertanggung jawaban, apakah itu balasan yang baik? Atau sebaliknya, balasan yang buruk?  Karena pentingnya faktor guru atau orang dewasa dalam mendidik, Allah pun berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)
Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”
Ada beberapa metode untuk mendidik anak di usia sekolah dasar yang bisa digunakan oleh guru maupun orang tua murid di rumah. Beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak:
1.      Penanaman tauhid dan aqidah agama Islam yang diutamakan dalam setiap aspek kehidupan
 Mengapa hal ini penting? Tauhid merupakan landasan dari Islam, apabila tauhid seseorang sudah benar maka selamatlah dunia dan akhiratnya. InsyaAllah. Merupakan dosa besar yang pertama apabila seseorang itu syirik. Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48).
 Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,
“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)
Penanaman tauhid dan aqidah bisa dilangsungkan dalam pembelajaran apapun, diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Apalagi dengan sistem kurikulum 2013 yang menggabungkan beberapa mata pelajaran termasuk pendidikan agama Islam dalam tema-tema tertentu. Hal ini bisa memudahkan guru atau tenaga pendidik dalam mengajarkan moral islami dalam kehidupan murid.
2.      Mengajari anak untuk ibadah
Setelah mengetahui bahwa pendidikan agama Islam telah diintegrasikan dengan mata pelajaran lain yang akan memudahkan guru untuk mengajarkan dan memperkenalkan Islam kepada anak. Hal yang perlu diajarkan adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah tidak hanya tentang shalat saja. Karena melakukan apapun apabila diniatkan karena Allah dan maslahat maka itu akan menjadi sebuah pahala bagi kita. Hadist dari Nabi Muhammad SAW
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).
“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).
Apabila anak sudah terbiasa dengan ibadah, maka anak senantiasa berada pada lindungan Allah SWT
3.      Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia
Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll. Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.
4.      Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan
Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya. Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu kita berlindung kepada Allah, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik.
Ada hadist Nabi Muhammad SAW yang mengatakan:
“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).
“Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam”(HR. Muslim).
Karena dari itu penting sekali bagi para guru untuk menyortir dengan baik apa yang akan diajarkannya apalagi di bidang kesenian dan budaya.
5.      Menanamkan cinta jihad serta keberanian.
Dalam hal ini buka perang fisik yang diprioritaskan, akan tetapi keberanian dalam melakukan hal hal positif. Kita selain sebagai guru juga sebagai motivator bagi anak didik kita. Jihad yang memiliki makna bersungguh-sungguh memiliki arti yang sangat mendalam dan bisa digunakan dalam pendidikan anak di usia sekolah dasar. Keberanian dalam mengambil keputusan dan membantu teman sekelas yang lupa membawa pensil dan juga alat tulisnya merupakan ciri dari orang yang cinta jihad dan juga berani.
6.      Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i
Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.
Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
 “Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.” (Shahih, HR. Abu Daud)
Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

            Demikianlah beberapa metode tuntunan dari Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak secara umum yang bisa kita gunakan dalam mengajar anak usia sekolah dasar. Semoga bermanfaat bagi guru dan orang tua murid dalam mendidik anak. Aamiin

Wassalamu’alaikum wr wb  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar